Rabu, 18 Maret 2015

Rumah Sakit Tipe D Siap Beroprasi Awal April

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana mengoperasikan 15 rumah sakit tipe D mulai 1 April mendatang untuk menambah kapasitas dan kualitas layanan kesehatan. Rumah-rumah sakit itu sebelumnya merupakan puskesmas yang tersebar di lima wilayah DKI Jakarta.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto di Balai Kota Jakarta, Selasa (17/3), mengatakan, perubahan status tersebut diharapkan meningkatkan standar pelayanan serta mendekatkan akses kesehatan kepada masyarakat.

Sebenarnya ada 18 puskesmas yang disiapkan menjadi rumah sakit (RS) tipe D. Namun, tiga di antaranya dinilai belum memenuhi syarat, yakni Puskesmas Kecamatan Menteng, Kebayoran Lama, dan Pasar Rebo.

RS tipe D disiapkan untuk melayani tindakan medis, kefarmasian, layanan keperawatan dan kebidanan, penunjang klinik dan nonklinik, serta rawat inap. Ada pula instalasi gawat darurat yang beroperasi 24 jam. Setiap RS tipe ini dilengkapi setidaknya 20-50 tempat tidur rawat inap.

RS tipe D yang akan dioperasikan adalah RS di Cempaka Putih, Sawah Besar, Johar Baru, Kemayoran (Jakarta Pusat), Koja, Cilincing, Pademangan (Jakarta Utara), Kembangan, Kalideres (Jakarta Barat), Jagakarsa, Tebet, Mampang Prapatan, Pesanggrahan (Jakarta Selatan), Kramat Jati, dan Ciracas (Jakarta Timur).

Dengan perubahan status itu, sejumlah puskesmas kelurahan ditingkatkan menjadi puskesmas kecamatan, antara lain Puskesmas Cempaka Putih Barat 1, Harapan Mulia, Srengseng Sawah, Tugu Utara, Bangka, dan Kramat Jati 2.

Pemprov DKI menganggarkan Rp 20 miliar-Rp 25 miliar untuk menambah ruang inap, fasilitas, dan alat medis di 15 RS baru tersebut tahun ini. Selain itu, pemprov juga menyasar lahan untuk membangun 29 RS tipe D pada tahun 2016.

Menurut Koesmedi, saat ini ada 159 RS negeri dan swasta di DKI Jakarta. Namun, tak semua RS melayani pasien-pasien peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Penambahan hingga 44 RS tipe D dua tahun ini diharapkan memudahkan akses kesehatan masyarakat.

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berharap petugas kesehatan aktif mendatangi warga. Jika selama ini petugas puskesmas di tingkat kelurahan dan kecamatan menunggu pasien datang, ke depan mereka diharapkan berkunjung secara rutin ke rumah-rumah warga.

Pemprov DKI bekerja sama dengan 10 fakultas kedokteran, kebidanan, dan keperawatan di DKI Jakarta untuk menyiapkan tenaga medis.

Terkait program itu, aktivis sosial di Jakarta Utara, Ricardo Hutahaean, mengatakan, selain ruang inap, laboratorium, dan apotek, warga selama ini kekurangan dokter spesialis di puskesmas dan RS. Ketersediaan obat jenis tertentu juga kadang terbatas. (MKN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar